Mufti Anam: Besarnya Investasi Tidak Sejalan dengan Kesejahteraan Masyarakat

01-02-2022 / KOMISI VI
Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Foto: Oji/nvl

 

Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menilai besarnya investasi di sejumlah wilayah, khususnya luar Pulau Jawa atau daerah, tidak sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Padahal, menurutnya, keinginan Presiden Joko Widodo bahwa dengan hadirnya investasi yang besar mampu berbanding lurus dengan pengurangan kemiskinan di masyarakat.

 

“Berdasarkan data BPS dan beberapa data yang kami terima menunjukkan bahwa investasi yang besar tidak sejalan dengan kesejahteraan yang ada di masyarakat,” ujar Mufti saat Rapat Kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia beserta jajaran, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (31/1/2022).

 

Ia mengambil contoh dua provinsi yang mengalami ketimpangan tersebut. Yaitu di Sulawesi Tenggara dan Sumatera Selatan. Di Sultra, sejak 2018 hingga kuartal III 2021 nilai investasi yang telah ditanam sampai sekitar Rp70,9 triliun. Tetapi angka kemiskinannya masih di angka 11,6 persen. Di Sumsel, dengan kumulatif investasi yang sama hingga kuartal III 2021, yaitu sekitar Rp116,3 triliun angka kemiskinannya sekitar 12,8 persen.

 

“Angka kemiskinan di kedua provinsi ini, jauh di atas rata-rata kemiskinan nasional yang berada di angka 9 persen. Coba kita bandingkan di Bangka Belitung yang investasi di sana tidak besar yang hanya Rp 14,2 triliun, tapi kemiskinannya hanya 4,7 persen. Maka harapan kami peningkatan investasi ini juga perlu dibarengi dengan target-target kesejahteraan masyarakat. Karena memang itu tujuan investasi,” ujar Mufti.

 

Diketahui, berdasarkan paparan dari Menteri Bahlil, tren realisasi investasi Jawa dan Luar Jawa mengalami pergeseran mengarah ke luar Jawa sejak 2020 hingga 2021. Yaitu, pada 2019 realisasi investasi di Luar Jawa sebesar 46,3 persen, pada 2020 naik menjadi 50,5 persen, dan pada 2021 naik menjadi 52 persen. Hal ini merupakan hasil dari pembangunan infrastruktur di Luar Pulau Jawa yang masif sejak periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi. (rdn/sf)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...